Senin, 12 September 2011

PERSEDIAAN II

RINGKASAN MATERI

1.      Pengertian Persediaan

Menurut PSAK No. 14 atau IAS 2 Inventories, yang dimaksud dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah asset:

a.       Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa

b.      Dalam proses produksi untuk penjualan

c.       Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Berdasarkan pengertian di atas, maka persediaan dapat dibedakan menjadi:

1.      Perusahaan dagang memiliki satu jenis persediaan yaitu, persediaan barang dagang.

2.      Perusahaan industri memiliki beberapa persediaan antara lain,

a.       Bahan baku dan bahan pembantu, adalah bahan yang dibeli dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

b.      Barang dalam proses adalah bahan yang sudah dimasukkan dalam suatu proses produksi tetapi belum selesai diolah (belum tuntas)

c.       Barang jadi adalah produk selesai yang dihasilkan dari suatu proses dan siap untuk dijual.

Pada kesempatan ini, hanya akan dibahas mengenai persediaan barang dagang di dalam perusahaan dagang, yaitu barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali.

2.      Pengendalian Cara pengendalian internal persediaan

a.       Manfaat pengendalian internal persediaan

Manfaat pengendalian persediaan, diantaranya:

1.      Persediaan barang dagang menjadi aman

2.      Persediaan barang dagang dilaporkan dalam laporan keuangan dengan benar

3.      Persediaan barang dagang tersedia dengan cukup

 

b.      Cara pengendalian persediaan

Pengendalian internal untuk persediaan barang dagangan dapat dilakukan dengan cara:

1.      Setiap pembelian barang diterima bagian penerimaan barang dan dibuat laporan penerimaan barang untuk dicocokkan dengan pesanan pembelian. Demikian pula harga yang tercantum dalam surat pesanan barang harus cocok dengan harga pada waktu penagihan yang tercantum dalam faktur. Setelah cocok barulah utang dan persediaan di catat dalam catatan akuntansi.

2.      Harus dibentuk tenaga keamanan untuk mencegah kerusakan persediaan atau pencurian persediaan. Persediaan harus disimpan di gudang dan tidak semua orang bias keluar masuk gudang, kecuali petugas yang berwenang serta setiap pengeluaran dari gudang harus menggunakan formulir permintaan barang yang di sah kan petugas yang berwenang.

3.      Untuk toko eceran bias menggunakan cermin dua arah, kamera dan petugas keamanan. Barang dagang yang mahal harganya di simpan dalam lemari kaca, pakaian yang mahal di tempeli dengan alarm plastik.

4.      Sistem pencatatan untuk persediaan yang mahal harganya bias menggunakan system perpetual.

5.      Harus dilakukan perhitungan secara fisik untuk mengecek kebenaran persediaan barang dagangan dengan cara membandingkan persediaan barang dagangan secra fisik dengan catatan perusahaan sehingga bisa diketahui besarnya penyusutan ataupun kekurangan.

 

3.      Prosedur penanganan persediaan

1.      Melakukan Pemeriksaan atas Barang yang Datang

Untuk memperkuat sistem pengendalian persediaan, perusahaan pada umumnya melakukan penghitungan fisik persediaan secara periodik. Tujuannya adalah untuk mencocokkan jumlah fisik persediaan dengan catatan perpetual yang diselenggarakan pada buku persediaan. Hasil penghitungan persediaan itu akan menjadi bahan koreksi catatan pada buku persediaan, memisahkan unsur biaya dan aktiva yang terkadang tercampur dalam nilai persediaan berikut dengan akun terkait, dan penilaian efektifitas sistem pengendalian persediaan itu sendiri.

Pengendalian intern yang baik mensyaratkan agar penghitungan persediaan dapat dilakukan minimal sekali setahun. Namun demikian hasil penghitungan persediaan tidak dapat menggantikan angka yang tercatat di buku persediaan, melainkan hanya sebagai pelengkap untuk mengecek kecermatan serta untuk mengoreksi perbedaan yang ada. Perbedaan yang mungkin timbul antara hasil penghitungan fisik persediaan dan catatan persediaan antara lain bisa disebabkan oleh kerusakan, aus atau susut barang serta kesalahan dalam pencatatan.

Selain untuk mengoreksi kesalahan catatan persediaan, penghitungan persediaan juga diperlukan karena dipersyaratkan dalam audit yang dilakukan auditor independen. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor independen atau wakilnya sedapat mungkin ikut hadir dalam pemeriksaan fisik persediaan.

Frekuensi pernghitungan persediaan sangat tergantung pada jenis bisnis yang dilakukan perusahaan, tingkat internal chek yang terjalin dalam perusahaan, serta kebijakan manajemen mengenai frekuensi laporan yang dibuat. Penghitungan persediaan bisa saja dilakukan tahunan, semesteran, triwulan, bulanan, dua mingguan atau bahkan seminggu sekali. Penghitungan dengan frekuensi yang lebih tinggi bisa dilakukan sebagian demi sebagian atau departemen demi departemen. Sedangkan penghitungan untuk keseluruhan perusahaan dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih rendah. Penghitungan fisik persediaan bisa saja dilakukan setiap hari yaitu manakala barang persediaan yang dihitung itu bernilai sangat tinggi.

Karena penghitungan fisik persediaan pasti akan mengganggu jalannya kegiatan operaional perusahaan, maka pelaksanaannyasebaiknya dilakukan ketika kegiatan perusahaan dan jumlah persediaan tengah menurun. Jika perusahaan menyelenggarakan sistem perpetual dengan baik, saat penghitungan persediaan tidak perlu sama dengan tanggal penutupan buku. Pelaksaan pada akhir tahun memang lebih baik, karena memperkecil kemungkinan terjadinya perbedaan antara catatan persediaan dan fisik persediaan. Tetapi perlu pula diingat bahwa pada akhir tahun, produksi biasanya tidak berjalan dan karyawan libur tahun baru, sehingga penghitungan lebih awal dianggap lebih praktis. Dilain pihak, jika perusahaan tidak menerapkan sistem perpetual melainkan menggunakan sistem periodik, maka penghitungan persediaan dapat mungkin harus dilakukan pada akhir tahun buku.

Sebelum penghitungan dilakukan, perlu dilakukan beberapa persiapan pendahuluan. Biasanya perusahaan membentuk semacam tim khusus yang benar-benar menguasai tehnik penghitungan barang. Barang-barang yang akan dihitung sebaiknya dipersiapkan dan disusun rapi dan lengkap sebelum dihitung. Sebagai alat kontrol harus digunakan formulir penghitungan. Bentuk formulir penghitungan persediaan itu harus dikoordinasikan dengan pihak pencatatan harga sehingga penghitungan bisa dilaksanakan lebih efisien.

Formulir penghitungan bisa dibuat satu jenis saja yang dapat digunakan untuk mencatat hasil penghitungann kuantitas maupun untuk mencatat harga. Namun demikian formulir juga bisa dibuat beberapa jenis, yaitu untuk mencatat hasil penghitungan fisik, untuk mencatat akumulasi informasi yang tercantum pada formulir hasil penghitungan fisik, dan untuk mencatat harga dan ikhtisar total persediaan.

Contoh : Formulir Penghitungan Fisik Persediaan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipNHO4RLZhmz0CAXaHkUi30a4Xi6mcUC9yyXK5x78ct3F6jWC7-w88mUns37ep8xc4nRnvEX4kV7x537MoiJRmyBNWOV3LDfuZDU6qC9vVbfA5ujKd-TWCtBhvCDl-bxx5vK155qwqJzY/s400/se.bmp



Penghitungan dilakukan oleh tim yang menghitung, menimbang, mengukur atau mengestimasi jumlah berbagai kelompok persediaan di berbagai departemen, serta mencatat hasilnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses penghitungan antara lain adalah sebagai berikut :

1.      Pemilihan anggota tim. Anggota tim terdiri dari petugas bukan pengelola persediaan disertai dengan petugas pengelola persediaan.

2.      Penyusunan prosedur penghitungan. Ketua tim yang biasanya adalah menejer akuntansi tahu pimpinan satuan pengawas intern, harus membuat semacam kerangka prosedur yang harus diikuti dalam proses perhitungan. Prosedur itu harus dibuat tertulis dan di bagikan kepada anggota tim, dan diintruksikan agar anggota tim benar-benar memahami dan mengikuti langkah-langkah yang terangkum dalam prosedur

3.      Tugas penghitung. Perhitungan tidak boleh dilakukan oleh petugas pengelola persediaan seluruhnya, melainkan harus dilakukan oleh dua pihak, dimana salah satu pihak adalah petugas bukan pengelolaan persediaan. Perbedaan itu diperlukan agar tercipta mekanisme saling uji antara kedua belah pihak.

4.      Barang berkualitas rendah. Jika dalam perhitungan itu ditemukan barang-barang yang berkualitas rendah atau rusak, hendaknya barang-barang tersebut dipisahkan dan dilaporkan secara terpisah untuk memperoleh keputusan lebih lanjut oleh manajemen.

5.      Pergerakan barang. Selama proses perhitungan setiap pergerakan barang baik masuk maupun keluar lingkungan perhitungan dapat di ijinkan sepanjang memang benar-benar diperlukan, dan pergerakan itu harus dicatat dalam suatu formulir khusus. Jika selama proses perhitungan persediaan ternyata aktivitas pabrik tidak dapat dihentikan, pergerakan barang harus benar-benar diawasi sehingga kemungkinan terjadinya perhitungan dua kali atau luputnya barang dari perhitungan didua lokasi dapat di hindarkan.

6.      Penyusunan barang. Barang hendaknya ditumpuk dengan rapi sehingga memudahkan perhitungan. Barang- barang titipan dan konsinyasi, barang rusak, barang usang, serta barang lain yang tidak termasuk dalam persediaan harus diberi tanda dengan jelas.

7.      Tim penghitung persediaan; dibagi menjadi dua kelompok masing –masing kelompok terdiri dari persediaan dan petugas bukan petugas persediaan. Untuk memudahkan pencatatan hasil perhitungan dan memperkuat pengendaliaan intern, perhitungan persediaan dilakukan dengan menggunakan alat bantu formulir perhitungan yang disesuaikan dengan cara kerja tim. Formulir itu dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

a.       Bagian pertama atau bagian bawah formulir, memuat data hasil perhitungan yang dilakukan kelompok pertama.

b.      Bagian kedua, yaitu bagian tengah formulir, memuat data hasil perhitungan kelompok kedua.

c.       Bagian ketiga yaitu bagian atas formulir, apabila perhitungan telah selesai akan ditinggalkan pada barang dan akan berfungsi sebagi tanda bahwa barang yang bersangkutan telah selesai dihitung, dan tertulis diatasnya kata-kata SELESAI DIHITUNG.

 

2.      Membuat Laporan Gudang

Setelah kita membuat laporan gudang dengan baik dan teliti, menguraikan prosedur pengiriman barang dan penerimaan barang serta meringkas barang, maka langkah terakhir adalah membuat laporan gudang.

Contoh formulir kartu persediaan barang:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi17jJc4big_dWx188f0wZNZ6qYKGVjvZ1Vr9boLpRrMr5j4C66mMeWRSXZbAK87zdbjNWF0WLNKtpW55JUhlHjtDHvKhqC8X8mYvZh7KFf3iUR3t6Aim5MwOem4joXXDxGyU-MylC2vPY/s400/kp.bmp

 
  Keterangan :
Kartu / Formulir persediaan ini dipergunakan untuk mencatat kuantitas barang yang masih ada di gudang

PERSEDIAAN


1.       Pengertian Persediaan

Menurut PSAK No. 14 yang dimaksud denga persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah aset :

a.       Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;

b.      Dalam prosesw produksi untuk penjualan tersebut; atau

c.       Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa (Dewan Standar Akuntansi Keuangan, 2009: 14.2)

Pada kesempatan ini , hanya akan dibahas persediaan barang dagang di dalam perusahaan dagang, yaitu barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Pengendalian internal (internal control) persediaan adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi persediaan barang dagangan dari kesalah penggunaan, memastikan bahwa informasi persediaan barang dagangan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti.

2.       Manfaat dan Cara Pengendalian Persediaan

a.       Manfaat Pengendalian Internal Perusahaan

- Persediaan barang dagangan menjadi aman.

- Persediaan barang dagangan dilaporkan di dalam laporan keuangan dengan benar.

- Persediaan barang dagang tersedian dengan cukup, artinya tidak kekurangan atau kelebihan.

b.      Cara Pengendalian Persediaan

·         Setiap pembelian barang diterima bagian penerimaan barang dan dibuat laporang penerimaan barang untuk mencocokkan dengan pesanan pembelian. Demikian pula, harga yang tercantum dalam surat pesanan barang harus cocok dengan harga waktu penagihan yang tercantum dalam faktur. Setelah cocok, barulah utang dan persediaan dicatat dalam catatan akuntansi.

·         Harus dibentuk tenaga keamanan untuk mencegah kerusakan persediaan atau pencurian persediaan. Persediaan harus disimpan di dalam gudang dan tidak semua orang bisa keluar masuk gudang, kecuali petugas yang berwenang serta setiap pengeluaran dari gudang harus menggunakan formulir permintaan barang yang disahkan petugas yang berwenang. Persediaan harus aman dari panas atau dingin dan dikunci agar tidak hilang atau rusak.

·         Untuk toko eceran bisa menggunakan cermin dua arah, kamera dan petugas keamanan. Barang yang mahal harganya disimpan dalam lemari kaca. Pakaian yang mahal ditempeli kabel alarm plastik.

·         Sistem pencatatan persediaan untuk persediaan yang harganya mahal bisa menggunakan sistem perpetual, dengan sistem perpetual jumlah persediaan bisa diketahui dengan tepat sehingga tidak akan terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan.

·         Harus dilakukan perhitungan secara fisik untuk mengecek kebenaran persediaan barang dagangan dengan cara membandingkan persediaan barang dagangan secara fisik dengan catatan perusahaan sehingga bisa diketahui besarnya penyusutan atau kekurangan. Jika terjadi penyusutan yang tajam, perusahaan harus melakukan tindakan korektif. Di dalam melakukan perhitungan fisik persediaan barang dagangan, perusahaan bisa membentuk sebuah tim, yang satu menghitung, yang satu lagi mencatat jumlah serta keterangannya pada kartu perhitungan persediaan.

 

Rabu, 04 Mei 2011

MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN (KD 3)

Disusun oleh ::

Ulfatul Khasanah 907422409350

Rystahati Kusumawardani 907422410975

Kompetensi Dasar : Menyusun Laporan Keuangan

Indikator :

· - Data yang dipergunakan untuk menyusun laporan keuangan teridentifikasi

· - Laporan laba-rugi, neraca, laporan saldo laba, dan laporan tambahan lain yang diperlukan perusahaan tersajikan

Rangkuman Materi

1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.

· Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa

Langkah untuk menyusun laporan laba rugi perusahaan jasa adalah sebagai betikut:

1. Menuliskan pendapatan usaha

2. Menuliskan beban usaha

3. Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha.

4. Menuliskan pendapatan di luar usaha

5. Menuliskan beban di luar usaha

6. Menghitung selisih pendapatan dan beban di luar usaha, jika pendapatan di luar usaha lebih besar dari pada beban di luar usaha maka selisihnya disebut laba di luar usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi di luar usaha.

7. Menghitung laba (rugi) usaha dengan laba (rugi) di luar usaha, hasilnya disebut laba (rugi) bersih sebelum pajak.

8. Laba bersih sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan yang dikenakan dan hasilnya disebut laba bersih setelah pajak.

· Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

Aktivitas perusahaan dagang :

1. perusahaan dagang adalah perusahaan yang memiliki aktivitas membeli* barang untuk dijual** kembali

2. perusahaan dagang umumnya memiliki persediaan barang

3. perlu menghitung harga pokok penjualan

* dari aktivitas membeli barang tersebut akan menimbulkan rekening baru jika dibandingkan dengan perusahaan jasa , antara lain :

1. Pembelian

2. Ongkos Angkut Pembelian

3. Retur Pembelian

4. Potongan Pembelian

5. Sediaan Barang Dagangan

6. Kos Barang Terjual (Harga Pokok Penjualan)

** dari aktivitas menjual barang dagangan juga menimbulkan rekening baru , antara lain :

1. Penjualan

2. Retur Penjualan

3. Potongan Penjualan

Untuk Menghitung laba rugi perusahaan dagang adalah:
Laba bersih = laba kotor – beban usaha.
Beban usaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.
1. Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.
2. Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah:
Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :
Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan.

HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)

1. Pengertian Harga Pokok Penjualan.

Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.


Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan.
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

2. Rumus Menghitung Penjualan Bersih.
Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:
- penjualan kotor;
- retur penjualan;
- potongan penjualan;
- penjualan bersih.
Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.

Contoh:
Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-
Retur penjualan Rp. 125.000,-
Potongan penjualan Rp. 150.000,-
Hitunglah penjualan bersih!
Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,- = Rp. 24.725.000,-

3. Rumus Menghitung Pembelian Bersih.
Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan.
Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:
- pembelian kotor;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- retur pembelian;
- potongan pembelian.
Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.

4. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan.
Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.
Unsur-unsur itu antara lain:
- persediaan awal barang dagangan;
- pembelian;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- potongan pembelian

Rumus harga pokok penjualan:
HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir

Keterangan :
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih.
Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Atau
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut
Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.
Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan.
Perhatikan bagan di bawah ini.


2. Laporan Perubahan Modal.
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal selama satu periode akuntansi.
Perubahan modal diakibatkan oleh adanya pengambilan pribadi, diperolehnya laba, dideritanya kerugian atau adanya setoran pribadi.
Unsur-unsur laporan perubahan modal yaitu:
- modal awal
- laba atau rugi
- pengambilan pribadi
- setoran pribadi
- modal akhir.

3. Neraca.
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi ruangan perusahaan pada saat tertentu unsur-unsur neraca terdiri dari :
- harta
- kewajiban/utang
- modal
Bentuk laporan neraca terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk laporan dan bentuk scontro/sebelah menyebelah.

Evaluasi dan materi secara lengkap dapat diunduh di:

Download Menyusun Laporan Keuangan from Indowebster.com

NERACA LAJUR (WORK SHEET) (KD 2)

Disusun oleh ::

Ulfatul Khasanah 907422409350

Rystahati Kusumawardani 907422410975

Neraca lajur merupakan suatu kertas kerja yang dipergunakan sebagai dasar dalam menyusun laporan keuangan. Namun neraca lajur tidak dapat menggantikan kedudukan catatan-catatan akuntansi atau laporan keuangan, melainkan semata-mata merupakan alat bantu untuk menyusun laporan keuangan. Tujuan pembuatan neraca lajur:

1. untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan

2. untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal

3. untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.

Adapun kolom-kolom neraca lajur terdiri atas:

1) No. Akun

2) Neraca saldo

3) Penyesuaian

4) Neraca saldo disesuaikan

5) Laba / rugi

6) Neraca.

Proses penyusunan neraca lajur:

1. Masukkan saldo-saldo rekening buku besar kedalam kolom neraca saldo pada formulir neraca lajur. Dalam praktik, nama rekening dan saldo rekening per-31 Desember dapat disalin langsung dari buku besar.

2. Masukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian kedalam kolom kolom “penyesuaian”. Setelah semua penyesuaian dimasukkan, angka-angka yang tercantum pada kedua kolom dijumlahkan dan jumlahnya harus sama. Apabila hasil penjumlahan tidak sama berarti terjadi kesalahan.

3. Mengisi kolom-kolom neraca saldo setelah disesuaikan. Tiap-tiap saldo rekening yang tercantum dalam kolom neraca saldo digabungkan dengan angka-angka yang tercantum dalam kolom penyesuaian dan hasilnya dicantumkan dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan.

4. Memindahkan jumlah-jumlah didalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan ke dalam kolom laba/rugi atau kolom neraca. Saldo rekening aktiva, utang, modal dan prive dipindahkan ke dalam kolom neraca, sedangkan saldo rekening biaya-biaya dan pendapatan dipindahkan ke kolom laba/rugi.

5. Menjumlahkan kolom laba/rugi dan kolom neraca, memasukkan angka “laba bersih” atau “rugi bersih” sebagai angka pengimbang ke dalam kedua pasang kolom di atas dan menjumlahkan kolom-kolom tersebut. Laba atau rugi bersih untuk suatu periode ditentukan dengan cara menghitung selisih antara jumlah sisi debet dan jumlah sisi kredit pada kolom laba/rugi. Apabila selisih bersaldo debet berarti menunjukkan laba bersih, dan sebaliknya. Kemudian pindahkan saldo tersebut pada baris yang sama di sisi kredit pada kolom neraca dengan nama rekening laba bersih. Jika proses dilakukan dengan benar, maka jumlah kedua sisi dari kolom laba/rugi dan neraca akan seimbang.


Dari ke lima macam masing-masing mempunyai 2 kolom yaitu kolom debet dan kolom kredit. Seseorang apabila mengerjakan neraca lajur maka secara langsung mereka dapat membaca dan menggambarkan tentang gambaran posisi keuangan secara keseluruhan dari suatu perusahaan. Gambaran data keuangan tersebut mencakup keseluruhan aktivitas perusahaan sejak dimulai dari harta, utang, ekuitas pendapatan dan beban atau biaya. Hal tersebut akan memberikan satu cara atau langkah mudah di dalam menyusun laporan keuangan.

· Neraca saldo (trial balance)

Kolom pertama di dalam neraca lajur yaitu neraca saldo yang terdiri dari kolom debet dan kolom kredit. Data keuangan dalam neraca saldo diambil dari saldo akun-akun buku besar dari keseluruhan aktivitas perusahaan sejak dimulai dari harta, utang, ekuitas pendapatan dan beban atau biaya. Data yang benar dari saldo akun-akun buku besar yaitu harus menunjukkan sebagai berikut:

a. - Harta mempunyai saldo debet.

b. - Kewajiban mempunyai saldo kredit.

c. - Ekuitas mempunyai saldo kredit.

d. - Pendapatan mempunyai saldo kredit.

e. - Beban mempunyai saldo debet.

Jumlah sisi debet dan sisi kredit di neraca saldo harus menunjukkan jumlah yang sama. Keseimbangan ini menunjukkan bahwa penjumlahan sisi debet dan sisi kredit telah dilakukan dengan benar. Kemudian jika jumlahnya tidak sama maka salah, dan jika jumlahnya sama maka dianggap benar, meskipun demikian belum merupakan evaluasi secara keseluruhan, bisa saja terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak mempengaruhi terhadap keseimbangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keseimbangan dalam jumlah yaitu:

· a. salah mencatat pada akun buku besar baik sisi debet maupun sisi kredit

· b. lupa tidak mencatat transaksi tersebut

· c. terjadi pencatatan pengulangan pada akun buku besar yang sama

d

Penyusunan Laporan Keuangan dari Neraca Lajur

Dengan telah diselesaikannya neraca lajur, maka penyusunan laporan-laporan akan menjadi lebih mudah karena semua informasi yang diperlukan untuk menyusun neraca dan laporan laba/rugi telah tersedia. Laporan laba/rugi disusun dengan mengambil data yang tercantum dalam kolom-kolom laba-rugi, sedangkan neraca disusun dengan mengambil data-data yang tercantum dalam kolom neraca di neraca lajur.

Evaluasi dan materi secara lengkap dapat diunduh di:

Download NERACA LAJUR (WORK SHEET) from Indowebster.com

MENYELESAIKAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DAN DAGANG (KD 1)

Disusun oleh ::

Ulfatul Khasanah 907422409350

Rystahati Kusumawardani 907422410975

Kompetensi Dasar : Menyiapkan proses penyusunan laporan keuangan

Indikator :

· - Peralatan yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan keuangan tersedia

· - Daftar saldo akun dalam buku besar tersedia

· - Kertas kerja penyusunan laporan keuangan tersedia

· - Dokumen jurnal penyesuaian tersedia

· - Buku jurnal, buku besar dan buku pembantu yang akan dipergunakan dalam proses penyesuaian tersedia

Rangkuman Materi

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan.

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen. Adapun tujuan dari laporan keuangan antara lain:

  • Memberikan satu bahasa yang dimengerti oleh semua pihak;
  • Menunjukkan logika dari hubungan timbale balik antara laporan-laporan keuangan;
  • Memperkenalkan beberapa prinsip keuangan yang pertama, dan;
  • Menetapkan pentingnya arus kas yang akan datangsebagai fondasi untuk mengukur nilai sekarang (present value) dan nilai yang akan datang (future value) suatu organisasi.

Laporan-laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan dan konvensi-konvensi akuntansi.

Laporan keuangan terdiri dari .

  1. Neraca awal tahun memberikan gambaran tentang perusahaan pada permulaan tahun pajaknya; ditambah neraca akhir tahun yang memberikan gambaran tentang harta dan hutang akhir.
  2. Perhitungan rugi laba menunjukkan arus pendapatan dan beban atau biaya selama interval antara neraca awal dan akhir periode.
  3. Laporan laba ditahan yaitu daftar kumulatif laba yang berasal dari tahun-tahun sebelumnya dan tahun berjalan yang tidak dibagikan sebagai deviden.
  4. Laporan ahkir arus kas merinci sumber-sumber perugsahaan arus kas dan ekuivalen kas selama interval waktu yang sama dengan perhitungan rugi laba.

1. Neraca

Di dalam Akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan yang dalam bahasa inggris balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari Laporan Keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, kewajiban dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan berikut:

Aset = kewajiban + ekuitas

Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi ruangan perusahaan pada saat tertentu. unsur-unsur neraca terdiri dari :
- harta
- kewajiban/utang
- modal
Bentuk laporan neraca terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk laporan dan bentuk scontro/sebelah menyebelah.


2. Laporan Rugi Laba


· Perusahaan Jasa

Laporan rugi laba adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun . Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu single step dan multiple step.
A. Single Step/Langsung.

Laporan single step/langsung yaitu laporan laba rugi di mana semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu, demikian juga untuk bebannya, kemudian dicari selisihnya untuk mengetahui laba atau rugi.

B. Multiple Step (Bertahap)

Laporan laba rugi bentuk multiple step (bertahap) adalah laporan laba rugi dengan mengelompokkan atau memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, dan memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha, baru kemudian dicari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi usaha.

· Perusahaan Dagang

Dalam perusahaan dagang, laporan laba rugi juga menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi. Perbedaannya dengan perusahaan jasa adalah Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:
Laba bersih = laba kotor – beban usaha.
Beban usaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.
1. Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.
2. Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah:
Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :
Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan.


3. Laporan Laba ditahan

Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal selama satu periode akuntansi.
Perubahan modal diakibatkan oleh adanya pengambilan pribadi, diperolehnya laba, dideritanya kerugian atau adanya setoran pribadi.
Unsur-unsur laporan perubahan modal yaitu:
- modal awal
- laba atau rugi
- pengambilan pribadi
- setoran pribadi
- modal akhir.


4. Laporan Arus Kas

Sebuah perusahaan menghasilkan arus kas yang tinggi tidak selalu berarti bahwa jumlah kas yang dilaporkan pada neracanya juga akan tinggi. Memang posisi kas perusahaan yang dilaporkan pada neraca akan dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk hal-hal berikut:

  • Arus kas.Jika hal-hal lain dianggap konstan, arus kas positif akan mengarah pada lebih banyak kas di dalam bank.
  • Perubahan dalam modal kerja. Modal kerja bersih, didefinisikan sebagai aktiva lancar minus kewajiban lancar.
  • Aktiva tetap. Jika sebuah perusahaan berinvestasi pada aktiva tetap, hal ini akan mengurangi posisi kasnya. Di sisi lain, penjualan dari aktiva tetap akan meningkatkan kas.
  • Transaksi sekuritas dan pembayaran dividen. Jika perusahan menerbitkan saham obligasi selama tahun berjalan, dana yang dikumpulkan akan meningkatkan posisi kasnya.
Power point dan evaluasi ddapat di unduh di: